Nama : Thessa Caesar Petrisia Nasrani
Nim : 135120218113005
Metode Penelitian Komunikasi
Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
Penelitian
adalah suatu kegiatan yang memerlukan sinkronisasi semua panca indera dan
anggota tubuh lain,karena didalam suatu penelitian, kita melakukan pencarian
data, pengamatan, dan analisis data.
Dalam buku Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Kriyantono 2009, h.1)
menjelaskan bahwa riset berarti “mencari informasi tentang sesuatu” (looking for information about something).
Bisa juga diartikan sebagai sebuah usaha untuk menemukan sesuatu ( an attempt to discover something).”
Didalam
penelitian terdapat dua pendekatan, yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada kedalaman
penelitian dan analisis. Memperhatikan suatu fenomena secara mendalam dan
berpikir secara subjektif. Berbeda dengan penelitian kualitatif, penelitian
kuantitatif lebih berpikir secara subjektif dan generalized. Mengamati suatu fenomena sosial secara objektif,
melalui data-data yang diperoleh dilapangan. Kali ini kita akan belajar bersama
dan membahas tentang penelitian kuantitatif.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari penelitian kuantitatif :
1. Didominasi
data kuantitatif
Yang dimaksud
didominasi oleh data kuantitatif adalah bahwa penelitian kuantitatif, hampir
secara keseluruhan data yang didapatkan adalah data kuantitatif. Data yang
didapatkan biasanya adalah berupa angka-angka dan bilangan.
Kriyantono (2009,
h.39) menjelaskan bahwa “ secara umum data kuantitatif lebih bersifat konkret
karena dapat dikuantitaskan berupa angka-angka. Data ini bersifat objektif dan
bisa ditafsirkan sama oleh semua orang”. Data kuantitatif yang diperoleh
dilapangan, belum tentu semuanya sudah berupa data kuantitaif,namun ada pula yang
masih berupa data kualitatif, sehingga harus diolah terlebih dahulu.
Kriyantono (2009,
h.39) menerangkan bahwa “ada data kuantitatif yang murni sejak awal
keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif, namun ada data kuantitatif yang
merupakan hasil transformasi dari data kualitatif. Artinya data kualitatif yang
diubah kedalam bentuk kuantitatif” . Dalam prosesnya, nantinya data yang berupa angka dan bilangan tadi dapat diolah
sedemikianrupa, dengan teknik penghitungan statistik. Karena data yang
didapatkan termasuk data yang konkret, dan dapat diamati secara jelas oleh
peneliti, maka peneliti juga harus benar-benar teliti dan akurat dalam
pengamatannya. Menurut Wisadirana (2005,
h.102) menjelaskan bahwa “data kuantitatif diakui memang jauh lebih mampu
memperlihatkan hasil-hasil yang cermat bila dibanding dengan analisis
kualitatif yang biasanya berupa deskriptif dan analisis kuantitatif lebih mudah
dalam melakukan interpretasinya” Dalam penelitian kuantitatif, peneliti lebih
berkonsentrasi pada keluasan data, sehingga data tersebut merupakan
penggambaran dari suatu populasi tertentu.
2. Alat
ukur terpisah dari diri peneliti
Kriyantono (2009,
h.55-56) menerangkan bahwa “dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap
objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat
batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus
objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah
memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas”
3. Desain
penelitian ditetapkan diawal
Desain
penelitian merupakan panduan untuk melakukan penelitian. Bagaimana nantinya
kita akan melakukan penelitian,itu bergantung dari desain penelitian yang akan
kita buat. Hal sederhananya adalah bahwa desain penelitian dapat digunakan
untuk membangun strategi dan prosedur dalam penelitian secara tahap demi tahap.
Desain penelitian ini merupakan konsep awal kita dalam melakuakn penelitian.
Pada penelitian kuantitatif desain penelitiannya lebih jelas, spesifik, dan
terinci. Kriyantono (2009, h.86) menerangkan bahwa “desain
riset pada dasarnya memudahkan periset agar proses risetnya terarah dan
sistematis” . Dalam penelitian kuantitatif, desain penelitian ditetapkan dan
disusun diawal sebelum melakukan penelitian.
(Kriyantono 2009,
h.87) menjelaskan bahwa “Desain riset kuantitatif sudah dibuat sebelum riset
dilakukan atau sebelum riset terjun kelapangan. Mulai dari perumusan masalah,
definisi konsep,definisi operasional,hipotesis, sampai dengan teknik analisis
data. Periset diupayakan dapat membuat desain yang pasti dan tidak mudah
mengubah, karena dapat mengaburkan variabel(variabel terlalu luas dan tidak
jelas indikatornya) yang ujung-ujungnya akan mempengaruhi instrumen dan analisis
data. Desain riset kuantitatif bisa bervariasi tergantung metode maupun jenis
riset yang digunakan”
4. Tujuan
Pada umumnya penelitian
kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis berdasarkan data-data empirik
yang telah diperoleh dari lapangan. Dan digunakan untuk menganalisis hubungan
antar variabel. Tujuan penelitian kuantitatif lainnya adalah untuk
mengembangkan teori-teori secara sistematis yang berkaitan dengan fenomena
sosial yang ada dan menjelaskan suatu masalah namun dalam bentuk yang general. Kriyantono
(2009, h.56) mengenai tujuan penelitian
kuantitatif menjelaskan bahwa “riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis,mendukung
atau menolak teori”.
Selain itu,
adapula beberapa tujuan dalam penelitian kuantitatif Wisadirana (2005,
h.15) menjelaskan bahwa “penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang
ingin mengungkapkan dan menjawab tentang pertanyaan berapa atau berapa banyak suatu
hal atau obyek yang diamati. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
dilakukan untuk melakukan pengujian kebenaran hipotesis dan analisisnya secara
statistik dan kuantitatif”
5. Posisi
data
Dalam penelitian kuantitatif, data
yang didapatkan ketika terjun kelapangan biasanya digunakan untuk melakukan
verifikasi. Kriyantono (2009,
h.56) menerangkan bahwa “data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori
dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap
hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan
teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik
samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilakan
instrumen(kuesioner) yang kurang valid”
6. Cara
berpikir
Dalam penelitian
kuantitatif,seorang peneliti harus berpikir secara deduktif maksudnya adalah
bahwa seorang peneliti berpikir dari hal yang general menuju kearah yang
khusus. Sebagai contohnya adalah seorang peneliti yang ingin meneliti di daerah
suku Baduy pedalaman. Seorang peneliti tersebut akhirnya memiliki dugaan
sementara terhadap suku Baduy, dan ketika peneliti itu datang dan melakukan
observasi disana, dengan melakukan wawancara pada masyarakat disana,bersosialisasi
dengan masyarakat disana, dan peneliti mengetahui bagaimana kebudayaan dan
fenomena sosial yang terjadi disana, maka disitulah peneliti melakukan
verifikasi dengan dugaan sementaranya(hipotesis).
Kriyantono (2009,
h.56) menerangkan bahwa “prosedur riset rasional-empiris, artinya riset
berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau
teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan”
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Validitas dan reliabilitas
merupakan alat ukur dari penelitian kuantitatif.
1. Validitas
adalah sejauh mana suatu alat ukur mampu dengan tepat untuk mengukur apa yang
ingin diukur.
Contohnya adalah jika kita ingin
mengukur beratbadan, maka kita mengukur berat badan dengan menggunakan
timbangan. Bukan dengan meteran. Jadi, mengukur berat badan dengan timbangan
itu yang dikatakan valid.
2. Reliabilitas
adalah tingkat konsistensi alat ukur apabila digunakan untuk mengukur lebih
dari satu kali. Dikatakan reliabel bila dilakukan pengukuran berulangkali dan
hasil yang didapatkan tetap sama.
Masalah
:
“Apakah ada hubungan antara sikap
pemilih pemula terhadap partai politik dengan sikap orang tua terhadap partai
politik?”
Instrumen
:
Sikap orang tua saya terhadap
PAN?
a. SS b.S c.CS d.TS e.STS
Sampel :
Dipilih
100 siswa SMU
Contoh
riset tersebut tidak valid, karena tidaka ada kesesuaian antara instrument dan
sample. Kuisioner yang digunakan nampaknya tak dapat diukur. Seharusnya
peneliti menanyakan padaorang tuanya, bagaimana sikap mereka terhadap partai politik,
namun kenapa kuisioner yang ditanyakan, justru ditanyakan pada anaknya (murid
SMU)
DAFTAR
PUSTAKA
Kriyantono,
R(2009).Riset Komunikasi: Teknis Praktis.Jakarta:Kencana.
Wisadirana,
D(2005).Metode Penelitian dan Pedoman Penulisan
Skripsi.Malang:UMM Press
Kriyantono,
R.(2015).Minggu Kedua:Quantitative
Research [powerpoint slides]. Universitas Brawijaya,Malang, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar